Kronologi Timbulnya Sengketa Kuil Preah Vihear
Kuil Preah Vihear adalah tempat suci yang terletak di perbatasan antara Kamboja dan Thailand. Meski sekarang hanyalah berupa puing-puing bangunan, akan tetapi kuil ini masih mempunyai nilai arkeologis dan artistik yang sangat tinggi dan masih digunakan sebagai suatu tempat ziarah. Kuil Preah Vihear berdiri di suatu tanjung Preah Vihear yang terletak di sektor Timur wilayah pegunungan Dangrek dan secara umum terdapat batas antara kedua negara di dalam satu wilayah tersebut, yaitu Kamboja berada di Selatan dan Thailand berada di Utara. Kebanyakan daerah ini terdiri dari tebing curam yang sangat tinggi dan kasar menjulang di atas wilayah Kamboja yang datar.
Ini adalah gambaran dari Kuil Preah Vihear dimana bangunan kuil utama berdiri di atas puncak kombinasi suatu potongan yang bersegi tiga dari landasan tinggi yang menonjol dari luar ke dalam. Dari tepi tebing yang curam mengarah turun dan menuju sungai Nam Moun yang berada di daerah Thailand. Gambaran ini menjadi jelas dimana garis perbatasan yang berada di tepi tebing curam jika ditarik garis lurus dari Selatan dan Timur dari Kuil Preah Vihear maka akan berujung di daerah Thailand namun jika garis itu ditarik dari Utara atau Barat maka garis batas kuil tersebut akan berada di wilayah Kamboja.
Pada periode antara tahun 1904-1908 Pemerintah Perancis (yang menjajah Kamboja dan mendapatkan kemerdekaannya pada tahun 1953) dan Pemerintah Siam sepakat untuk menetapkan garis batas kedua negara yang dituangkan dalam Perjanjian Franco-Siamese tanggal 13 Februari 1904. Pada Pasal 1 Perjanjian Franco-Siamese tanggal 13 Februari 1904 ini menjelaskan secara umum mengenai perbatasan antara Kamboja dan Siam, kemudian Pasal 3 pada perjanjian yang sama menjelaskan mengenai pembatasan kewajiban yang dilaksanakan oleh komisi pengawas yang terdiri atas gabungan pegawai yang diangkat oleh kedua negara-negara yang terikat kontrak. Mengenai wilayah Dangrek di dalam Pasal 1 menetapkan wilayah tersebut sebagai daerah batas garis air (watershed).
Suatu komisi gabungan telah dibentuk dan mengadakan pertemuan pertamanya pada bulan Januari 1905. Akan tetapi komisi gabungan ini tidak membahas daerah timur dari wilayah pegunungaan Dangrek hingga Desember 1906 (lokasi dimana Kuil Preah Vihear berada). Kemudian pada pertemuan kedua yang dilaksanakan bulan itu juga mempunyai agenda untuk menetapkan perbatasan wilayah di daerah timur dari wilayah Dangrek dan pada akhir bulan Januari 1907 Kementrian Perancis di Bangkok telah melaporkan kepada Menteri Luar Negerinya yang berada di Paris bahwa ia telah mendapat laporan dari Ketua Delegasi Perancis yang tergabung dalam komisi pengawas gabungan bahwa mereka telah menyelesaikan tugasnya. Selain dari notulensi pada pertemuan tanggal 2 Desember 1906 tidak ada data-data yang tertulis di dalam catatan-catatan komisi pengawas gabungan yang mampu menjawab permasalahan perbatasan di daerah ini. Komisi pengawas gabungan menyelenggarakan pertemuan terakhirnya pada tanggal 19 Januari 1907. Pemerintah Perancis dan Pemerintah Siam kemudian mengadakan perjanjian lanjutan pada tanggal 23 Maret 1907 dimana mereka membuat komisi pengawas gabungan yang kedua dan mempunyai tugas untuk menentukan perbatasan di bagian lain dari wilayah Dangrek.
Kegiatan yang selanjutnya dilaksanakan oleh komisi pengawas gabungan adalah persiapan untuk pembuatan peta. Pemerintah Siam meminta kepada Pemerintah Perancis untuk melakukan tugas ini karena mereka tidak memiliki fasilitas teknis yang diperlukan untuk membuat peta tersebut. Dari empat orang petugas Pemerintah Perancis yang ditetapkan untuk mempersiapkan peta, tiga orang diantara anggotanya adalah merupakan anggota dari komisi pengawas gabungan yang pertama yang didirikan berdasarkan Perjanjian tahun 1904. Beberapa peta telah dibuat dan dikirimkan pada tanggal 20 Agustus 1908 oleh Menteri Pemerintah Siam yang berada di Paris kepada Pemerintah Siam yang berada di Thailand. Salah satu dari peta-peta tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa Kuil Preah Vihear berada di dalam wilayah Kamboja dari garis batas antara Kamboja dan Thailand.
Tercatat bahwa sekitar seratus enam puluh peta yang asli telah diproduksi. Menteri Pemerintah Siam yang berada di Paris menyimpan dua lembar dari peta yang telah dibuat dan mengirimkan satu lembar dari setiap peta tersebut kepada menteri-menteri Pemerintah Siam yang berada di London, Berlin, St. Petersburg dan Washington. Lembaran peta yang tersisa (lima puluh peta yang asli diterima oleh Pemerintah Siam) telah dikirim ke Bangkok dan salinannya dibagi-bagikan kepada para anggota komisi pengawas gabungan dari Pemerintahan Siam. Kemudian Menteri Dalam Negeri Pemerintah Siam Pangeran Damrong, meminta kepada Kementerian Perancis di Bangkok untuk mengirimkan lima belas peta lagi sehingga bisa dikirimkan kepada para Gubernur di seluruh Siam. Pemerintah Perancis dan Pemerintah Siam juga membentuk komisi transkripsi gabungan di Bangkok untuk membantu Pemerintah Siam dalam mendapatkan layanan geografis dan untuk mengkonversi peta-peta tersebut ke dalam bentuk atlas yang mudah dilihat dan dipahami serta tidak ada perdebatan mengenai masalah kesalahan letak Kuil Preah Vihear tersebut.
Pada tahun 1930, Pangeran Damrong yang merupakan mantan Menteri Dalam Negeri dari Pemerintahan Siam dan selanjutnya pada saat itu menjabat sebagai President Royal Institute mengadakan perjalanan arkeologis ke Kuil Preah Vihear dan Pangeran Damrong diterima di kuil tersebut oleh Penduduk Perancis, dimana di dalam perjalanan yang dilakukan oleh Pangeran Damrong telah mengibarkan bendera Perancis di sekitar wilayah Kuil Preah Vihear dan tidak ada protes yang timbul dari Pemerintah Thailand mengenai hal tersebut.
Pada tahun 1934-1935, Pemerintah Thailand menyelenggarakan suatu survei atas wilayah Kuil Preah Vihear dan menyimpulkan bahwa ada divergensi atau perbedaan pendapat antara garis peta dan garis batas pada batas garis air di daerah Kuil Preah Vihear. Akan tetapi isu mengenai perbatasan tersebut tidak diangkat pada tahun 1937 ketika Pemerintah Perancis dan Pemerintah Siam merundingkan kembali suatu Perjanjian Persahabatan, Perdagangan, dan Navigasi pada tahun 1925 dan pada tahun 1937 Pemerintah Thailand membuat sebuah peta yang menunjukkan bahwa Kuil Preah Vihear terletak di wilayah Kamboja.
Pada tahun 1940, Pemerintah Thailand menduduki bagian-bagian tertentu dari wilayah Kamboja termasuk Kuil Preah Vihear. Pada tahun berikutnya Menteri Informasi dari Pemerintah Thailand menerbitkan suatu karangan atau artikel berjudul “Thailand Selama Masa Rekonstruksi Nasional”, dimana dinyatakan bahwa Kuil Preah Vihear “direbut kembali” oleh Pemerintah Thailand. Kemudian kedua belah pihak membentuk suatu komisi konsiliasi dan membentuk terms of references yang akan dibahas untuk membuat rekomendasi netral mengenai pengajuan keberatan dan proposal revisi dari Pemerintah Thailand antara lain mengenai hasil penyelesaian garis batas pada tahun 1904 dan 1907. Pemerintah Thailand pada saat itu telah membuat beberapa pengaduan di hadapan komisi konsiliasi akan tetapi Pemerintah Thailand sama sekali tidak mengangkat dan memunculkan permasalahan Kuil Preah Vihear dan bahkan menunjukkan kepada komisi konsiliasi bahwa kuil tersebut berada di wilayah Kamboja.
Pada tahun 1949, tidak lama setelah kesepakatan dari komisi konsiliasi mengenai penyelesaian garis batas yang telah dibicarakan pada tahun 1904 dan 1907, Pemerintah Perancis mengirimkan beberapa memorandum kepada Pemerintah Thailand untuk mempertanyakan keberadaan pasukannya yang berada di sekitar wilayah Kuil Preah Vihear sekaligus Pemerintah Perancis memberitahukan dan menjelaskan bahwa Kuil Preah Vihear terletak di wilayah Kamboja dan meminta informasi kepada Pemerintah Thailand atas kondisi disana, akan tetapi memorandum yang dikeluarkan Pemerintah Perancis tersebut diabaikan oleh Pemerintah Thailand.
Ketika Kamboja merdeka pada tahun 1953, Pemerintahan Kamboja memutuskan untuk mengirimkan para tentaranya ke Kuil Preah Vihear guna berjaga-jaga disekitar wilayah kuil tersebut dan menyatakan bahwa Kuil Preah Vihear berada di wilayah Kamboja. Ketika Pemerintah Kamboja menemukan bahwa para tentara militer dan penjaga yang dikirim dari Pemerintah Thailand telah berada di sana, kemudian Pemerintah Kamboja menarik para tentaranya itu. Selanjutnya Pemerintah Kamboja mengirimkan memorandum kepada Pemerintah Thailand yang isinya mempertanyakan tentang para tentara militernya yang berada di wilayah Kuil Preah Vihear, akan tetapi memorandum yang dikirim oleh Pemerintah Kamboja tidak terlalu direspon oleh Pemerintah Thailand.
Untuk menghindari permasalahan mengenai keberadaan pasukan penjaga yang dikirim oleh Pemerintah Thailand ke wilayah Kuil Preah Vihear kemudian Pemerintah Kamboja kembali mengirimkan memorandum kepada Pemerintah Thailand yang menyatakan untuk sementara waktu Pemerintah Kamboja tidak akan mengirimkan para tentara militernya ke kuil tersebut. Tampak dari kronologi timbulnya sengketa Kuil Preah Vihear kedua belah pihak tidak mempunyai dasar hukum yang kuat untuk membenarkan keberlakuan kedaulatannya atas kuil tersebut. Penjelasan mengenai siapa yang berhak atas kuil tersebut adalah dengan melihat karakter dari lokasi sengketa yang sangat terpencil dan sulit dijangkau, hal ini dipaparkan dengan baik oleh Sir Gerald Fitzmaurice di dalam pendapat terpisahnya, sebagai berikut :
Menggambarkan posisi yang jelas atas Kuil Preah Vihear adalah sesuatu yang sulit untuk dilakukan dengan hanya mendasarkan pada lokasi kuil tersebut. Kuil ini berada di dataran Kamboja, namun kuil tersebut menghadap ke arah Thailand. Pintu masuk utamanya berasal dari Thailand akan tetapi ada juga akses dari arah Kamboja dan akses ini sulit untuk dilewati karena medan yang sangat curam dan akses ke kuil juga dapat dilakukan dengan pendakian beberapa ratus meter. Akan tapi kesulitan akses untuk menuju ke Kuil Preah Vihear tidak hanya ditemui pada sisi Kamboja saja, ada banyak bukti dalam dokumen yang menjelaskan bahwa hutan yang sangat lebat di sebelah Utara kuil (Thailand) mempunyai konsekuensi, bahwa harus ada persiapan khusus untuk melewati area tersebut, yaitu dengan membersihkan jalan dan juga membuka hutan. Halangan tersebut diperkirakan jauh lebih ringan dibandingkan dengan halangan yang ada pada area Kamboja, tetapi kesimpulan yang jelas adalah meskipun untuk alasan yang berbeda dan cara yang berbeda, akses untuk menuju kuil tersebut tidaklah mudah dari kedua wilayah itu, meskipun hal itu tetap saja mungkin dilakukan dari kedua area dan juga bisa dilalui dari keduanya, akan tetapi dengan waktu dan kesulitan yang berbeda pula.
Segala macam upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kamboja dan Pemerintah Thailand untuk meredam ketegangan yang terjadi di perbatasan kedua negara tersebut dengan melakukan upaya diplomatik yaitu berupa negosiasi yang dilaksanakan di Bangkok pada tahun 1958 namun usaha ini gagal dan tidak membuahkan hasil yang positif, akhirnya kedua negara sepakat untuk menyerahkan sengketa Kuil Preah Vihear ke hadapan Mahkamah Internasional.
*NB : Hasil ini adalah penelitian yang saya lakukan ketika menempuh pendidikan program pascasarjana di UGM Jogjakarta, jika ada yang membutuhkan materi lengkap hasil penelitian ini bisa mengirimkan pesan dalam Guestbook di blog ini*
selamat sore kak. boleh minta data lengkapnya mengenai konflik ini ga? bisa dikirim ke email saya swarilouviaprillia@yahoo.com thanks 🙂
so excited to read, boleh minta referensinya gak darimana tulisan di blog anda? terimakasih, kindly send me the references by email, nurhadisyaafrilla@yahoo.com
bang boleh minta data lengkapnya ga??trus dampak dr kestabilan kawasan kedua negara gm?apakah ada peran dr negara ato organisasi laiN dalam penyelesaian konflik ini???tolong referesnsi bukunya juga dong.
send ke email saya “lanang_rizqi23@yahoo.com makasih
kak boleh saya minta maklumat lengkapnya untuk tugas pkn saya kak? untuk tugas PKn saya, kak,,,, trimakasih kfathmi@gmail.com
Kak, boleh minta file lengkapnya nggak untuk materi tugas? Tolong kirim ke; alifia.greenh@gmail.com Makasih ya Kak!
Kak, saya juga kebetulan memerlukan makalah ini untuk tugas kuliah saya. boleh saya minta soft copynya yg kemudian dikirimkan ke email ms.firamusfirah@ymail.com terimakasih banyak kaak 😀
Bang, bolehkah saya minta tulisannya secara lengkap untuk bahan referensi saya. Saat ini saya juga sedang melakukan penelitian tg perbatasan negara. email saya: erikasupandi@gmail.com . Terima kasih bang
ka tolong minta data lengkapnya karena saya butuh banget buat bahan MUN ospek hi ugm niiih. Secepatnya kaa ke ezter_ms@ymail.com
kak boleh mintak maklumat yg lengkap ngak kak saya ada tgas buat artikel kak , and kak apa aja perjanjian yg ada dlm pertikaian thailand kamboja ini kak
sen email ku ya kak slametnursholeh@rocketmail.com
Ok
assalamu’alaikum, saya minta materi lengkapnya y Mas,. 🙂
theelimam@yahoo.co.id
Kak boleh minta maklumat ke awaliasista@yahoo.com ya, lagi ada tugas soalnya. Makasihh
Sore Mas, saya ingin riset tentang Kuil Preah Vihear ini, Saya boleh minta tulisan penelitian ini secara lengkap? terima kasih sebelumnya…
mas_budi16@yahoo.com
kak, saya berkeinginan untuk menulis skripsi ini.. Saya boleh minta tulisan penelitian ini secara lengkap ngga? trims sebelumnya… diablo_vampera@yahoo.com
dengan senang hati 🙂
terima kasih kak, saya tunggu di diablo_vampera@yahoo.com yah kak..
kak, boleh kasi maklumat lanjut tentang konflik ini x?? sy sgt memerlukan maklumat untuk kerja saya..ini emel sy..eyzal_faizal@yahoo.com
kak saya minta tulisan penelitian ini dgn lengkap bisa ga kak??
Soalnya skripsi aq mw ngambil tentang sengketa kuil ini
tolong dikrim ke email aq ya kak hestirosdiana@ymail.com
bang tlg reverensi buku dan webny donk d tampilin
bang sy minta tulisan penelitian anda lengkap bs gak? rencna sy mau mneliti lebih lanjut mngenai candi ni…
sy akan jdikan refrensi..tolong dkirim k email sy : gheyzzz@yahoo.com
thx b4 udh sangat membantu sy
lia
tolong di jelasin dunk, dampak sengketa ini bagi thailand?
send ke email aku ya kak,,
akmalianurul92@gmail.com
trima kasih
Minta maklumat lengkapnya boleh kak?
kak, bisa minta maklumat lengkapnya nggak?
rishel_west26@yahoo.com
makasih kakak. ^^
Salam,
Silahkan cek email nya, smoga bermanfaat
hai,, kk saya boleh minta maklumat lengkapnya? saya perlu untuk tugas.. trimakasih..
Salam, sdr. Pradipta Tiwi silahkan tinggalkan alamat email, saya akan kirimkan hasil lengkapnya, Thanks
hai…saya berminat untuk mengetahui dengan lebih lanjut mengenai kuil preah vihear yang mencetuskan konflik antara thailand dan cambodia…boleh tak saudara emailkan maklumat mengenai kuil ini kepada saya??? saya perlukannya untuk tugasan saya…muchas gracias/terima kasih….
Salam montse..
Silahkan anda tinggalkan alamat email..tq
saya perlu ulas dua (2) isu berkenaan konflik thailand-kemboja.
ini bagi subjek HUBUNGAN ETNIK di universiti.
isu satu (1) kedudukan kuil
isu dua (2) perjanjian 1907
saya mohon bahan encik ini dijadikan rujukan dan panduan saya.
sila feedback di email. terima kasih
Salam…
sialahkan tinggalkan alamat email anda. tq
sgt menarik..ada maklumat yg lagi lengkap tak?
plz email me..tq..
mr/ms beyba silahkan tinggalkan alamat email anda.
Kalau ditilik dari siapa yang membangun kuil Praeh Vihaer ini, maka yang berhak adalah Kamboja. Tetapi mungkin dulu-dulunya wilayah ini adalah punya Thailand, mengingat bangsa Khmer itu gemar menyerobot masuk ke wilayah Thailand …
bagaimana jga terhadap rincian penghasilan/pendapatan dari thailand/kamboja selama ini, sehingga kuil ini kembali diperebutkan, maaf lagi-lagi sy bertanya
tentang hal ini yang saya rekomendasikan dalam kesimpulan tesis ini.
apa kah ada peta menurut thailand sendri mengenai klaim ini,
karena bagi thailand kesalahan terhadap penarikan DAS ini
*peta versi thailand
Pada tahun 1940, Pemerintah Thailand menduduki bagian-bagian tertentu dari wilayah Kamboja termasuk Kuil Preah Vihear. Pada tahun berikutnya Menteri Informasi dari Pemerintah Thailand menerbitkan suatu karangan atau artikel berjudul “Thailand Selama Masa Rekonstruksi Nasional”, dimana dinyatakan bahwa Kuil Preah Vihear “direbut kembali” oleh Pemerintah Thailand. Kemudian kedua belah pihak membentuk suatu komisi konsiliasi dan membentuk terms of references yang akan dibahas untuk membuat rekomendasi netral mengenai pengajuan keberatan dan proposal revisi dari Pemerintah Thailand antara lain mengenai hasil penyelesaian garis batas pada tahun 1904 dan 1907. Pemerintah Thailand pada saat itu telah membuat beberapa pengaduan di hadapan komisi konsiliasi akan tetapi Pemerintah Thailand sama sekali tidak mengangkat dan memunculkan permasalahan Kuil Preah Vihear dan bahkan menunjukkan kepada komisi konsiliasi bahwa kuil tersebut berada di wilayah Kamboja.